Mohon Perhatian Bapak PLN...

Laboratorium Komputer SMA Negeri 1 Peureulak mulai ada di akhir tahun 2006. hal ini ada berkat adanya Bantuan fasilitas dari BRR. Kini usianya sudah berjalan 2 tahun. Laboratorium Komputer ini difungsikan sebagai sarana praktik pelajaran TIK di sekolah juga sering diadakan pelatihan-pelatihan bagi guru-guru se-Kabupaten aceh Timur. Namun, masih saja ada kendala yang belum terselesaikan. Persoalan yang dihadapi adalah 20 unit komputer yang ada tidak dapat dioperasikan sepenuhnya, yang dapat beroperasi hanya maximal 10 komputer jika bernasib mujur kadang 4 unit juga tidak bisa.
Kadang jika para siswa sudah mulai praktik, mereka harus mengeluh "pak,,ka mate nyo", Hal ini sudah dilaporkan kepada PLN ranting setempat, dan hasilnya mereka menawarkan sebuah Trafo penambah daya di tiang listrik depan SMA, namun sampai saat ini trafo tersebut belum beroperasi dengan alasan RUSAK.
Kami mohon kepada Bapak pengelola PLN agar memperhatikan hal ini, karena jika berlarut larut bukan hanya siswa yang tidak dapat belajar, tetapi alat yang ada di laboratorium juga akan ikut rusak satu per satu. sebagai info tambahan lab sudah menyediakan Stabilizer 10000 watt namun alat tersebut juga telah rusak karena tidak sanggup menangani 20 unit komputer tersebut. Apalagi ada 2 unit AC di lab.
Keadaan instalasi listrik di sekolah adalah instalasi tahun 1978, 1 pass, 50 Ampere. dan saat ini sudah ada koperasi sekolah yang memakai 3 unit kulkas, belum lagi 2 unit komputer di kantor TU, 1 unit kulkas di ruang guru....wah sudah berapa bebannya yah...
Kami dari SMA Negeri 1 Peureulak memohon maaf jika merepotkan petugas PLN, kami mohon untuk diberikan suatu solusi agar tegangan listrik di sekolah cukup...
Bagi yang membaca blog ini dan mengerti suatu solusi untuk menuntaskan masalah laboratorium kami, diharapkan sangat untuk memberikan sarannnya.
Karena ini demi penigkatan mutu pendidikan siswa terutama di kecamatan peureulak, Aceh Timur

Siapkan Sekolah Menerima Internet?

Author: Romi Satria Wahono
| Published: Dec 26th, 2007 |
Romi Satria Wahono

Tema diskusi menarik di seminar yang diadakan oleh Forum Teknologi Informasi untuk Pendidikan (FORTIP) di Hotel Atlet Century, Senayan tanggal 27 Desember 2007. Materi yang saya bawakan berjudul “Memikirkan Kembali Internet untuk Sekolah”. Diskusi saya buka dengan cerita perkembangan teknologi informasi dan pemanfaatan Internet di berbagai bidang. Bahwa di dunia Internet juga ada dunia gelap dan cybercrime yaitu pornografi, cracking activities, carding dan software piracy.

Menariknya, Indonesia dengan penetrasi Internet yang relatif rendah (8%), tapi namanya terang benderang dalam cybercrime :) Ini sebenarnya karena anak muda kita punya potensi yang bagus, tapi kurang adanya ajang untuk berkompetisi secara legal. Pornografi bisa dicegah dengan tiga cara, hukum, teknologi dan socio-culture. Hukum dan teknologi relatif kurang efektif dan boleh dikatakan pendekatan socio-culture, yaitu dengan membuat sang anak sibuk di Internet dengan berbagai penugasan dan kegiatan kreatif adalah solusi terbaik.

Bagaimanapun juga, Internet masuk sekolah adalah program yang harus didukung oleh seluruh komponen bangsa. Karena internet memiliki manfaat yang besar pembentukan SDM generasi muda kita, yaitu:

1. Membuka Mata ke Dunia Luas
2. Membentuk Generasi Kreatif, Produktif dan Mandiri
3. Sumber Ilmu Pengetahuan Tanpa Batas
4. Membantu Mempermudah Kegiatan Belajar Mengajar

Adanya kesalahan pandang bahwa Internet masuk sekolah hanya membawa pengertian di bawah, harus diluruskan.

1. Internet masuk sekolah = koneksi Internet masuk sekolah
2. Internet = alat browsing, email dan chatting
3. Internet = alat lihat gambar dan video porno
4. Internet = tempat siswa mencari berbagai informasi secara bebas tanpa kontrol
5. Internet = menggantikan peran guru secara keseluruhan
6. Internet masuk sekolah = synchrounous learning

Internet masuk sekolah seharusnya membawa pengertian seperti dibawah:

1. Komputer dan koneksi internet bisa dinikmati seluruh siswa dan guru
2. Konten pendidikan berbasis Internet bisa dinikmati seluruh siswa dan guru
3. Proses kegiatan sekolah bisa didukung dan diotomasi oleh Internet (sistem informasi)
4. Guru siap dengan konten pendidikan dan penugasan ke siswa sehingga siswa tidak terjebak ke konten negatif
5. Siswa dan guru harus sadar Internet bisa mencetak generasi kreatif , produktif, dan mandiri, tapi juga bisa mencetak generasi busuk tak bermoral

Kekurangan SDM dan infratruktur? Bisa kita mulai dari kreatifitas dengan peralatan dan skill sederhana. Model pendidikan kreatifitas ala Jepang lewat kompetisi di acara TV “Masquerade” dan Singapore dengan eksebisi dan kompetisi pembuatan media pembelajaran oleh siswa SD menjadi contoh yang baik pendidikan ke generasi muda. Sedangkan kita sendiri masih lebih menyukai kompetisi yang mengandalkan tampang dan menghamburkan uang lewat sms polling.

Diunduh dari :http://ilmukomputer.org/2007/12/26/siapkan-sekolah-menerima-internet/

SMA NEGERI 1 PEUREULAK

Pelatihan ICT Base Learning Se-Aceh Timur

Tanggal 17 s/d 21 Nopember 2008 yang lalu telah diselenggarakan pelatihan ICT base learning bagi guru-guru se-Kabupaten Aceh Timur atas prakarsa dari Balai Tekkomdik Nad, kegiatan ini diikuti oleh 22 orang guru SMA/MA/SMK yang dipilih dari beberapa sekolah di aceh timur. Saat perkenalan peserta, ada yang bercerita bahwa sampai hari ini mereka hanya pernah memegang komputer, cukup memegang saja bukan mengoperasikan, ada juga yang telah mampu mengoperasikan program office 2003 meskipun masih tingkat pemula. setelah diberikan pelatihan selama 4 hari dari introduction windows, ms.office word, excel dan power point 2003 ternyata terdapat peningkatan yang berarti. Para guru mampu menjadi sutradara dalam pembuatan media mengajar untuk bidang studinya masing-masing. hanya saja kendalanya kata mereka, kalau di sekolah tidak ada komputer, ditakutkan skill yang diberikan akan "LUPA", wah,,mudah-mudahan sekolah cepat-cepat beli komputer meskipun 1 unit yang diletakkan di kantor guru, agar guru bisa belajar kembali dalam menguasai program yang dipelajarinya. Disarankan juga oleh mereka agar Balai Tekkomdiknad, mau menyumbangkan komputer lagi untuk sekolah-sekolah yang belum kedapatan komputer. "Apalagi, kalau komputernya ada yang disimpan aja di ruang kepsek, atau bahkan di rumah kepsek...(red:Maaf bukan menyinggung tapi begitulah keluh kesah peserta, sekali lagi maaf)gimana kami mau belajar..Kalau untuk beli sendiri masih belum cukup duit".
Oleh karena itu, bagi pihak yang masih peduli akan pendidikan Indonesia, terutama pendidikan di NAD, diharapkan sangat untuk mau menyumbangkan komputer untuk sekolah agar guru mampu menguasai teknologi komputer meskipun tingkat dasar.Kalau bisa semuanya dapat internet gratis, wah bisa pintar GURU kita...



www.flickr.com








jefrisoni's itemsGo to jefrisoni's photostream