Materi Kimia Kelas XI IPA

Teori Hibridisasi

Seperti telah diketahui, teori hibridisasi ini dikenalkan oleh Linus Pauling dengan meramalkan bentuk molekul metana (CH4) yaitu tetrahedron dengan empat ikatan C-H yang ekivalen. Fakta percobaan juga sesuai dengan ramalan tersebut. Tapi, mengapa molekul CH4 dapat berbentuk tetrahedron ?

Dalam bentuk molekul dikenal adanya teori ikatan valensi. Teori ini menyatakan bahwa ikatan antar atom terjadi dengan cara saling bertindihan dari orbital-orbital atom. Elektron dalam orbital yang tumpang tindih harus mempunyai bilangan kuantum spin yang berlawanan.

Pertindihan antara dua sub kulit s tidak kuat, oleh karena distribusi muatan yang berbentuk bola, oleh sebab itu pada umumnya ikatan s - s relatif lemah.

Sub kulit "p" dapat bertindih dengan sub kulit "s" atau sub kulit "p" lainnya, ikatannya relatif lebih kuat, hal ini dikarenakan sub kulit "p" terkonsentrasi pada arah tertentu. Nah, salah satu contohnya adalah CH4 yang tadi telah dibahas ( konfigurasi CH4 )

Kesimpulan

Sebagaimana telah didiskusikan, baik teori VSEPR maupun hibridisasi orbital atom akan memberikan kesimpulan struktur molekul dan ion yang sama. Walaupun teori VSEPR hanya bergantung pada tolakan antar pasangan elektron dan teori hibridisasi memberikan justifikasi teoritisnya.

Berdasarkan hibridisasi :
AX2 (misalnya, BeCl2): hibridisasi sp; bentuk liniér atau digonal
AX3 (misalnya, BCl3): hibridisasi sp²; bentuk trigonal planar
AX4 (misalnya, CCl4): hibridisasi sp³; bentuk tétrahédral
AX5 (misalnya, PCl5): hibridisasisi sp³d; trigonal bipiramidal
AX6 (misalnya, SF6): sp³d² hibridisasi; oktahedral (atau square bipyramidal)

Dirgahayu RI ke 64




Bimtek KTSP 2009





Tanggal 29 Juli s/d 01 Agustus 2009 telah di selenggarakan Bimbingan Teknis Pelaksanaan KTSP oleh Dinas Pendidikan Kab.Aceh Timur yang bertempat di Losmen Remille Langsa. Pada kegiatan tersebut difasilitasi oleh fasilitator nasional yaitu Bapak Mahmun Zulkifli, Ferdiansyah, dan Syahridin. Dalam Kegiatan tersebut cukup banyak membahasa apa dan bagaimana pelaksanaan KTSP mulai dari tingkat pusat sampai pelaksanaannya di sekolah/satuan pendidikan.

Yang dapat diambil hikmah pada kegiatan tersebut adalah pada pendalaman Standar Isi, peran guru dituntut cukup besar yakni mulai dari Analisis SK/KD, pembuatan Silabus, pembuatan RPP, pembuatan Penilaian (Kisi soal dan kartu Soal). Sebagai seorang guru memang tidak ada kata berhenti dalam peningkatan mutu pengajaran mata pelajaran yang diampunya. kalaulah seluruh bagian proses perencanaan pembelajaran tadi kita lakukan maka mungkin kita tidak akan menghadapi stagnasi dalam proses pembelajaran nantinya.

Namun, sayangnya waktu atau sesi untuk pengembangan model pembelajaran dan penilaian sangat kurang sekali, padahal kalau menurut saya disanalah letak inti pelaksanaan kurikulum KTSP ini. semoga akan ada pelatihan kembali tentang model pembelajaran yang cukup bervariasi ini nantinya.